Wisata Gerabah Bantul – Kabupaten Bantul dikenal sebagai penghasil gerabah terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Hampir di setiap desa di Bantul, kita bisa menemukan industri gerabah rumahan yang turun temurun dijalankan perajin lokal.
Tak heran apabila wisata gerabah menjadi salah satu tempat wisata bantul dan daya tarik utama dikalangan wisatawan sewa mobil jogja dengan sopir selain pantai dan situs bersejarahnya.
Dengan mengunjungi sentra industri dan desa-desa pengrajin gerabah, wisatawan bisa belajar lebih dalam tentang sejarah, proses pembuatan, hingga nilai seni gerabah Bantul yang kian langka.
Asal Usul Gerabah Bantul dan Perkembangannya
Pengrajin gerabah di Bantul konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sekitar abad ke-9 Masehi. Pada masa itu gerabah berfungsi sebagai peralatan rumah tangga dan ritual keagamaan.
Kemahiran membuat gerabah turun temurun dikembangkan dan dilestarikan oleh para pengrajin Bantul dari generasi ke generasi. Puncak kejayaannya terjadi pada abad ke-18 hingga 19 Masehi saat produk gerabah Bantul diekspor ke mancanegara.
Kini sentra industri gerabah terpusat di Desa Kasongan. Meski menghadapi tantangan modernisasi, para perajin Bantul tetap mempertahankan cara pembuatan gerabah tradisional yang unik.
Proses Pembuatan Gerabah Bantul
Ada beberapa tahapan proses yang dilalui para perajin dalam membuat gerabah khas Bantul, yaitu:
Persiapan bahan baku tanah liat
Bahan baku berupa tanah liat diambil dari sungai atau pegunungan. Tanah liat ini kemudian diaduk, diinjak-injak, dan dicampur pasir hingga lembut dan siap dibentuk.
Pembentukan gerabah
Tanah liat ditangani oleh pengrajin laki-laki untuk dibentuk menjadi badan gerabah dengan teknik pilin atau putar. Setelah dibentuk, gerabah dikeringkan selama beberapa hari.
Pendekorasian
Gerabah yang sudah dikeringkan kemudian didekorasi oleh pengrajin perempuan dengan berbagai motif menggunakan canting atau kuas. Motif umumnya geometris, tumbuhan, atau binatang.
Pembakaran
Tahap selanjutnya adalah membakar gerabah di dalam tungku selama berhari-hari untuk mengeraskan tanah liat serta melekatkan warna. Suhu pembakaran mencapai 700-800 derajat Celcius.
Finishing
Setelah dibakar, dilakukan finishing berupa perbaikan retakan halus dan pelapisan menggunakan resin alami sehingga gerabah siap dipasarkan.
Destinasi Wisata Gerabah di Bantul
Ada beberapa destinasi wisata gerabah di Bantul yang dapat dikunjungi wisatawan, seperti:
Desa Wisata Kasongan
Desa Kasongan di Kecamatan Banguntapan adalah sentra gerabah terbesar di Bantul. Wisatawan bisa melihat proses pembuatan dan melakukan kursus membuat gerabah di sini.
Pasar Seni Gabusan
Pasar Seni Gabusan di Desa Gabusan menjual aneka kerajinan dan gerabah Bantul. Suasana pasar tradisionalnya sangat kental dan Instagramable.
Museum Gerabah Kasongan
Museum ini menyimpan koleksi gerabah kuno hingga kontemporer dari berbagai daerah. Pengunjung bisa mempelajari sejarah dan perkembangan gerabah Bantul lewat museum.
Desa Wisata Gerabah Manding
Desa Manding di Kecamatan Jetis juga merupakan desa penghasil gerabah dengan teknik dan motif khas Manding. Wisatawan bisa mencoba proses pembuatan gerabah di sini.
Akomodasi dan Kuliner di Bantul
Selama berwisata di Bantul dengan rental mobil jogja kami, pengunjung dapat menginap di penginapan dengan tarif terjangkau seperti The Alana Hotel, Rumah Mandira atau Djoni House.
Kuliner khas Bantul antara lain nasi goreng klathak, sego kucing, kerupuk kulit, hingga kopi bubuk Cap Kailu. Semuanya dapat dinikmati dengan harga murah meriah.
Demikian ulasan lengkap tentang wisata gerabah di Bantul yang patut masuk dalam itinerary wisata DIY. Melalui wisata gerabah, kita bisa turut melestarikan warisan budaya nenek moyang Indonesia ini.