Museum Sonobudoyo Dengan Aneka Koleksi Keris Nusantara

Table of Contents

Museum Sonobudoyo – Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar sekaligus kota wisata. Tak heran jika kota ini memiliki banyak museum yang menyimpan dan melestarikan warisan budaya serta sejarah bangsa Indonesia.

Salah satu museum ternama di Yogyakarta adalah Museum Sonobudoyo. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda purbakala, etnografi, dan arkeologi dari berbagai zaman.

Berikut informasi lengkap seputar Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang wajib diketahui:

Sejarah Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo resmi dibuka pada tanggal 11 Agustus 1935 oleh Sri Paku Alam VIII. Pada masa itu, museum ini bernama Gedung Arca dan bertempat di kompleks Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pada tahun 1979, museum dipindahkan ke bangunan baru di Jalan Trikora No.6 Yogyakarta yang diberi nama Museum Sonobudoyo. Nama Sonobudoyo diambil dari nama gelar kebangsawanan KGPAA Mangkubumi, yang juga seorang seniman karawitan terkemuka.

Museum Sonobudoyo dibangun atas prakarsa Sri Paduka Paku Alam VIII dan merupakan museum milik Puro Paku Alaman. Museum ini dikelola oleh Yayasan Sonobudoyo dan berada di bawah Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIY.

Sejak didirikan hingga kini, Museum Sonobudoyo telah menjadi salah satu ikon pariwisata dan sumber informasi sejarah yang penting di Yogyakarta. Museum ini banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara untuk mempelajari kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.

Arsitektur Bangunan

Museum Sonobudoyo berdiri di atas lahan seluas 17.000 m2 dengan luas bangunan sekitar 4.000 m2. Bangunan museum ini mengusung arsitektur Jawa gaya Yogyakarta dengan sentuhan arsitektur modern.

Bangunan utama museum terdiri dari dua lantai. Bagian depan berupa pendopo lebar yang terbuka, dilengkapi kolam dan taman. Bagian dalam berupa ruang pameran permanen dan temporer.

Atap joglo melindungi seluruh bangunan museum. Ornamen ukiran khas Jawa juga terlihat di penyangga atap dan sudut-sudut bangunan.

Denah bangunan berbentuk persegi panjang dengan halaman luas di tengah. Sirkulasi udara dan pencahayaan alami sangat baik karena ventilasi udara yang optimal.

Pintu-pintu besar pada sisi timur dan barat bangunan memudahkan pengunjung keluar masuk area pameran. Aksesibilitas penyandang disabilitas juga diperhatikan dengan adanya ramp di sekitar museum.

Keseluruhan bangunan Museum Sonobudoyo terlihat megah namun tetap elegan. Perpaduan gaya arsitektur Jawa klasik dan modern ini menciptakan daya tarik tersendiri.

Koleksi Museum

Museum Sonobudoyo menyimpan ribuan koleksi benda bersejarah dan bernilai budaya tinggi. Koleksi museum terbagi ke dalam tiga kelompok besar:

Arkeologi

Terdiri dari koleksi peninggalan purbakala seperti gerabah, nekara, kapak batu, dan manik-manik. Benda-benda ini berasal dari zaman prasejarah hingga Kerajaan Majapahit abad ke-14.

Beberapa koleksi menarik antara lain fosil kerang purba, keramik kuno, batu nisan, hingga meriam Majapahit dari tanah liat. Koleksi arkeologi ini penting untuk memperluas wawasan sejarah Nusantara.

Etnografi

Koleksi etnografi mencakup beragam peralatan tradisional yang menggambarkan kebudayaan suku-suku di Indonesia. Terdapat pakaian adat, senjata, perhiasan, alat musik, kerajinan, hingga peralatan rumah tangga dari sabang hingga merauke.

Beberapa koleksi menarik antara lain Tifa dan Kontu Papua, Gelang Suku Dayak, Topeng Malangan, serta berbagai kain tradisional nusantara. Koleksi etnografi sangat bermanfaat untuk memahami keragaman budaya Indonesia.

Seni Rupa

Koleksi seni rupa terdiri dari lukisan, patung, topeng, wayang, keris, dan kain batik karya seniman Indonesia. Pengunjung bisa mengagumi detail dan kehalusan ukiran patung serta topeng Jawa.

Koleksi lukisan karya Basuki Abdullah dan Affandi juga dipamerkan di museum ini. Selain itu ada pula koleksi wayang kulit yang sangat lengkap mulai dari wayang purwa, ramayana, pandawa, hingga wayang madya.

Dengan koleksi yang begitu kaya, Museum Sonobudoyo penting untuk melestarikan warisan budaya bangsa agar tak punah dimakan zaman. Koleksinya juga bermanfaat untuk memperluas wawasan sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Area dan Ruang Pameran

Koleksi Museum Sonobudoyo dipamerkan dalam ruang pameran permanen dan temporer. Area pameran meliputi:

Gedung A

Memamerkan koleksi prasejarah, arkeologi, keramik, epigrafi, serta etnografi dari berbagai suku di Indonesia. Terdapat juga patung dan relief kuno serta replika Candi Borobudur.

Gedung B

Memamerkan peralatan rumah tangga tradisional seperti dapur, tempat penyimpanan beras, hingga koleksi batik dan peralatan pertanian.

Gedung C

Ruang pameran yang memamerkan koleksi seni rupa seperti lukisan, patung, topeng, wayang, keris, anting-anting, hingga perhiasan etnik nusantara.

Gedung D

Ruang pameran temporer yang biasa digunakan untuk pameran seni rupa kontemporer atau koleksi baru museum. Pameran berkala juga sering diselenggarakan di gedung ini.

Pendopo

Pendopo lebar di bagian depan museum sering dimanfaatkan untuk pertunjukan kebudayaan seperti konser gamelan, tarian tradisional, kethoprak, wayang, dll.

Dengan pembagian ruang pamer yang rapi, pengunjung bisa dengan mudah menikmati dan mempelajari koleksi museum sesuai dengan topik atau tema yang diminati.

Fasilitas Penunjang

Untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung, Museum Sonobudoyo menyediakan berbagai fasilitas penunjang:

  • Tempat parkir luas
  • Mushola
  • Ruang audio visual
  • Perpustakaan
  • Ruang pertemuan
  • Kantin
  • Toko cinderamata
  • Toilet bersih

Fasilitas pendukung lainnya adalah penyediaan fotokopi denah museum, pamflet, serta petugas tour guide yang siap membantu pengunjung. Pengunjung difabel juga diperhatikan dengan penyediaan fasilitas khusus.

Museum Sonobudoyo juga aktif mengadakan promosi dan kerjasama. Beberapa program kerjasama yang rutin digelar antara lain pameran seni lukis pelajar, malam kebudayaan, Festival Kesenian Yogyakarta, hingga penyediaan media promosi pariwisata Kota Yogyakarta.

Kopelra dan Koleksi Favorit

Berikut beberapa koleksi favorit dan ikonik di Museum Sonobudoyo:

Kapak Corong

Kapak corong batu ini ditemukan di Gilimanuk, Bali. Diperkirakan berasal dari zaman mesolitikum dan digunakan untuk berburu serta perlindungan diri. Umurnya diperkirakan 30.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Bentuk kapak corong yang unik menjadikannya koleksi ikonik Museum Sonobudoyo. Kapak ini juga menjadi saksi penting peradaban masa prasejarah di Indonesia.

Meriam Tanah Liat Majapahit

Meriam atau senjata api ini diperkirakan berasal dari Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Terbuat dari tanah liat dan berukuran panjang 150 cm serta diameter 15 cm.

Relief naga melingkari meriam yang menunjukkan ciri khas Majapahit. Meriam tanah liat ini menjadi saksi teknologi militer Kerajaan Majapahit.

Pataka Parasamya

Pataka Parasamya merupakan lambang payung kerajaan Kesultanan Yogyakarta. Payung ini melambangkan wibawa dan keagungan ratu dan simbol perlindungan rakyat.

Pataka Parasamya termasuk benda pusaka keraton yang dilestarikan. Payung ini terbuat dari kain beludru merah dengan ujung runcing. Tangkainya terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran emas.

Payung megah nan artistik ini wajib dikagumi saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo.

Patung Dwarapala

Patung Dwarapala atau penjaga pintu gerbang merupakan salah satu koleksi arkeologi Hindu-Buddha di museum ini, yang mana patung yang berasal dari candi di Jawa Tengah ini terbuat dari batu andesit.

Sosok Dwarapala digambarkan garang dengan tangan kanan memegang gada atau senjata. Tingginya mencapai 182 cm dengan berat sekitar 700 kg.

Patung kuno peninggalan zaman Majapahit ini sangat kaya detail pahatan dan nilai estetiknya.

Lukisan Portofolio

Karya Basuki Abdullah ini menggambarkan aktivitas di sekitar Keraton Yogyakarta. Terlihat suasana pasar kaget, tukang jamu, dan keramaian khas perkotaan.

Melalui lukisan Portofolio, kita bisa melihat suasana kehidupan masyarakat di sekitar Keraton Yogyakarta pada masa itu. Lukisan ini sangat penting sebagai referensi visual budaya Jawa tempo dulu.

Aktivitas Edukatif di Museum

Museum Sonobudoyo menyediakan beragam fasilitas dan aktvitas edukatif bagi pengunjung sewa mobil jogja dan wisatawan lainnya, di antaranya:

Tur Berpemandu

Jasa tour guide berpemandu tersedia setiap hari untuk mengantar pengunjung menelusuri pameran. Anda akan mendapatkan informasi detil dari pemandu mengenai sejarah dan cerita di balik setiap koleksi museum.

Biaya tur berpemandu dibanderol Rp 50.000 per orang. Satu pemandu bisa memandu maksimal 15 orang dalam satu group tour.

Audio Guide

Layanan audio guide dalam bahasa Indonesia dan Inggris tersedia bagi pengunjung. Anda cukup menyewa alat audio guide di kasir kemudian memasang earphone sambil berkeliling pameran.

Informasi detail mengenai koleksi pameran akan Anda dengar melalui audio guide ini. Biaya sewa audio guide sebesar Rp10.000 per orang.

Edukasi Anak

Program edukasi anak diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu. Kegiatan berupa tur interaktif, kuis, hingga puzzle edukasi yang dikemas secara menarik untuk anak-anak.

Tujuannya agar anak-anak bisa belajar sejarah sambil bermain di museum. Program ini gratis bagi pelajar dengan syarat registrasi terlebih dahulu.

Pertunjukan Kebudayaan

Acara malam kebudayaan dan festival keraton rutin diadakan di halaman museum. Dalam acara ini ditampilkan tarian tradisional Jawa seperti reog, kuda lumping, serta wayang kulit.

Pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan budaya langsung dan mengetahui makna filosofis di baliknya. Acara biasanya gratis terbuka untuk umum.

Beragam fasilitas dan aktvitas edukatif ini bertujuan agar pengunjung tak hanya datang untuk sekadar melihat, tapi juga memperoleh pemahaman mendalam tentang budaya yang dipamerkan.

Kisah Unik Museum Sonobudoyo

Ada beberapa kisah unik di balik berdirinya Museum Sonobudoyo, yaitu:

Hadiah Ultah

Museum Sonobudoyo dibangun oleh Sri Paku Alam VIII sebagai hadiah ulang tahun pernikahan ke-25 untuk istrinya, yaitu KRAy Kanjeng Ratu Timur. Konon, Sri Paku Alam VIII ingin membuktikan cinta kasihnya kepada sang permaisuri melalui museum ini.

Perpindahan Koleksi

Sebagian besar koleksi museum sebenarnya merupakan pemindahan benda-benda kuno dari kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini dilakukan agar koleksi juga bisa dinikmati oleh khalayak umum, tidak hanya kalangan keraton.

Peresmian

Museum ini diresmikan pada 11 Agustus 1935 yang bertepatan dengan ulang tahun ke-42 Ratu Timur. Peresmiannya dimeriahkan dengan upacara adat dan pemotongan tumpeng. Kerabat keraton dan pejabat Belanda turut menghadiri acara tersebut.

Kisah-kisah unik ini menambah nilai historis Museum Sonobudoyo sebagai saksi peradaban Yogyakarta tempo dulu.

Harga Tiket Masuk Museum Sonobudoyo

Berikut rincian harga tiket masuk Museum Sonobudoyo:

  • Tiket masuk umum: Rp 5.000/orang
  • Tiket masuk pelajar: Rp 2.000/orang
  • Tiket masuk anak-anak (usia 3-12 tahun): Rp 1.000/orang

Harga tiket di atas berlaku untuk pengunjung domestik. Untuk wisatawan mancanegara dikenakan tarif khusus, yaitu:

  • Tiket masuk wisatawan asing dewasa: Rp 10.000/orang
  • Tiket masuk wisatawan asing anak-anak: Rp 5.000/orang

Biaya Parkir

Biaya parkir kendaraan di Museum Sonobudoyo:

  • Sepeda motor: Rp 2.000
  • Mobil: Rp 5.000
  • Bus pariwisata: Rp 10.000

Perlu untuk diketahui bahwa biaya parkir bus pariwisata hanya berlaku 1 jam. Setelah itu akan dikenakan tambahan Rp 10.000 per jamnya.

Lokasi dan Akses Menuju Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo berlokasi di Jalan Trikora No.6, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Museum ini berjarak sekitar 2 km dari Keraton Yogyakarta dan 1,9 km dari Alun-Alun Utara. Lokasinya juga dekat dengan beberapa destinasi wisata populer di Yogyakarta seperti Malioboro dan Benteng Vredeburg.

Berikut akses transportasi yang bisa digunakan menuju Museum Sonobudoyo:

  • Kendaraan pribadi: Dari mana pun Anda berangkat, ikuti petunjuk arah menuju Jl. Trikora. Parkir kendaraan bisa dilakukan di parkir museum. Google Maps juga bisa digunakan untuk navigasi. Apabila menggunakan rental mobil jogja, Anda tak perlu khawatir terkait arah jalan ke lokasinya.
  • Bus Trans Jogja: Dari shelters Trans Jogja Sultan Agung atau Laksda Adisucipto, naik bus jurusan Kotagede. Turun di halte Sonobudoyo.
  • Taxi/ojek online: Pemesanan taxi atau ojek online melalui aplikasi dapat mengantar langsung ke museum. Jarak dari bandara sekitar 10 km.
  • Becak: Becak banyak tersedia di sekitar Malioboro dan Keraton. Biaya sewa becak ke museum sekitar Rp 15.000-20.000/orang.

Dengan lokasi yang strategis dan akses mudah, Museum Sonobudoyo sangat layak untuk dikunjungi selama berlibur di Kota Gudeg.

Tips Berkunjung ke Museum Sonobudoyo

Agar wisata ke Museum Sonobudoyo maksimal dan berkesan, berikut tips yang bisa dilakukan:

  1. Gunakan sepatu yang nyaman untuk berjalan, hindari menggunakan sandal selop agar tidak cepat lelah.
  2. Bawalah minum dan makanan ringan untuk menjaga stamina tubuh. Di dalam museum tidak diperbolehkan makan dan minum.
  3. Jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan momen. Tripod juga disarankan agar foto dokumentasi koleksi lebih jernih.
  4. Mintalah denah lokasi agar mudah menemukan letak koleksi yang ingin dilihat. Denah juga berguna agar tidak melewatkan satu ruang pameran pun.
  5. Ikuti tur berpemandu atau gunakan audio guide agar mendapatkan informasi lengkap tentang koleksi pameran.
  6. Ajak teman atau keluarga untuk berdiskusi dan saling bertukar informasi selama berkeliling museum.
  7. Alokasikan waktu minimal 2 jam agar bisa menikmati semua koleksi museum dengan santai.
  8. Jaga ketenangan agar tidak mengganggu pengunjung lain. Gunakan headphone jika ingin mendengar audio guide.
  9. Berlaku sopan dan hormati semua koleksi museum. Jangan menyentuh benda-benda pamer tanpa seijin petugas.

Dengan persiapan matang dan sikap yang baik, kunjungan ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta pasti akan berjalan menyenangkan dan berkesan. Nikmati waktu berharga untuk menambah pengetahuan sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Konsultasi Layanan

Nama Lengkap *
No. Whatsapp *