Makam Imogiri Bantul: Sejarah dan Keunikan Situs

Table of Contents

Makam Imogiri merupakan salah satu tempat wisata religi bantul terletak di Desa Imogiri, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini dikenal sebagai situs pemakaman para raja, keluarga kerajaan, dan kerabat Mataram Islam di masa lampau.

Perlu untuk diketahui bahwa Makam Imogiri memiliki luas sekitar 40 hektare dan berada di kaki Bukit Imogiri. Letaknya yang strategis di dataran rendah menjadikan Imogiri sebagai pilihan tepat sebagai kompleks makam kerajaan Mataram Islam.

makam-imogiri-bantul

Sejarah Berdirinya Makam Imogiri

Makam Imogiri mulai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam. Pembangunan dilakukan sekitar tahun 1632-1640 dan rampung pada masa pemerintahan Amangkurat I.

Awalnya, makam ini dibangun untuk menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Agung dan keluarganya. Sebelumnya, para raja Mataram dimakamkan di Kotagede. Karena pertimbangan strategis, Sultan Agung lantas memilih Imogiri sebagai situs pemakaman kerajaan yang baru.

Ada beberapa alasan mengapa Imogiri dipilih sebagai lokasi pemakaman kerajaan:

  • Letaknya berada di dataran rendah dan dekat dengan Istana Mataram di Plered.
  • Terdapat sebuah mata air di Bukit Imogiri yang diyakini keramat.
  • Diyakini sebagai tanah pertapaan Sunan Kalijaga.
  • Memiliki struktur tanah yang cocok untuk digali sebagai makam.

Proses pembangunan makam melibatkan arsitek dan tukang batu dari berbagai daerah. Mereka bekerja keras menggali tanah, membangun tembok keliling, gapura, masjid, dan bangunan pendukung lainnya.

Biaya pembangunan cukup besar kala itu, mencapai 3000 real per tahunnya. Pembangunan terus dilanjutkan oleh raja-raja Mataram berikutnya hingga menjadi kompleks makam seluas sekarang.

Struktur Makam Imogiri

Kompleks Makam Imogiri memiliki struktur yang cukup unik dan menarik. Berikut penjelasannya:

Pintu Masuk Utama

Untuk memasuki area Makam Imogiri, pengunjung harus melewati pintu gerbang utama berupa gapura tinggi dengan atap joglo. Gapura ini dibangun pada tahun 1632 dan terbuat dari kayu jati.

Di sisi kiri dan kanan gapura utama terdapat prasasti batu berisi informasi sejarah Imogiri. Di depan gapura juga terdapat dua patung penjaga makam.

Tembok Keliling

Seluruh area Makam Imogiri dikelilingi tembok setinggi 3 meter yang kokoh. Tembok ini dibangun untuk melindungi makam dari gangguan binatang liar dan perusak. Materialnya terdiri dari batu bata dan batu kali.

Di sepanjang tembok keliling terdapat pos-pos penjagaan. Para penjaga ini bertugas mengawasi dan menjaga keamanan makam. Mereka juga membantu pengunjung menemukan lokasi makam yang dicari.

Area Pemakaman

Area pemakaman di Imogiri dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  • Makam raja-raja Mataram dan keluarga inti kerajaan.
  • Makam keluarga keraton yang tidak begitu dekat hubungannya dengan raja.
  • Makam para bangsawan, ulama, dan pejabat kerajaan.

Masing-masing makam ditandai dengan nisan atau tanda batu bertuliskan identitas orang yang dimakamkan. Semakin dekat ke pusat, maka semakin tinggi strata sosialnya di masa hidup.

Makam para raja dan ratu umumnya memiliki nisan yang besar dan megah dengan ornamen ukiran khas Mataram Islam. Sementara makam kalangan biasa relatif sederhana.

Masjid Agung

Di tengah-tengah kompleks Makam Imogiri berdiri Masjid Agung Imogiri dengan arsitektur khas masjid Mataram. Masjid ini dibangun sebagai sarana ibadah dan ziarah bagi pengunjung makam.

Masjid ini memiliki atap tumpang tiga dengan struktur soko guru. Interiornya dihiasi dengan ukiran kaligrafi Islam. Di samping masjid juga terdapat tempat wudhu dan toilet untuk pengunjung.

Pendopo dan Bangunan Pendukung

Selain itu, di Imogiri juga terdapat pendopo atau bangunan terbuka yang biasa digunakan untuk istirahat dan persinggahan. Ada pula gedung pertemuan, kantor administrasi, toko cinderamata, dan fasilitas penunjang lain.

Keseluruhan area Makam Imogiri ditata apik dengan pepohonan rindang dan taman yang asri. Jalan setapak menghubungkan antar makam memudahkan pengunjung berziarah. Penerangan juga tersedia untuk aktivitas malam hari.

Raja dan Kerabat yang Dimakamkan di Imogiri

Makam Imogiri menjadi tempat peristirahatan terakhir banyak raja, ratu, dan kerabat Mataram. Beberapa yang dimakamkan di Imogiri antara lain:

  • Sultan Agung Hanyokrokusumo (Raja Mataram 1613-1645), raja terbesar Mataram yang memindahkan pusat kerajaan ke Kota Gede dan melakukan ekspansi wilayah.
  • Ratu Kencanasari (Permaisuri Sultan Agung).
  • Sultan Amangkurat I (Raja Mataram 1646-1677), putra Sultan Agung. Dia yang menyelesaikan pembangunan Makam Imogiri.
  • Ratu Malangsari (Permaisuri Amangkurat I).
  • Pangeran Adipati Anom (Putra Mahkota Amangkurat I) beserta istri dan anak-anaknya.
  • Sultan Amangkurat II (Raja Mataram 1677-1703).
  • Ratu Pakualam I (Permaisuri Amangkurat II).
  • Pangeran Puger (Adik Amangkurat II) beserta selir dan anak-anaknya.
  • Sultan Amangkurat III (Raja Mataram 1703-1708).
  • Pangeran Puger (Putra Mahkota Amangkurat III).
  • Pakubuwono I (Raja Mataram 1704-1719), raja pertama Kesultanan Yogyakarta.
  • Hamengkubuwono I (Raja Mataram 1755-1792), raja pertama Kesultanan Hamengkubuwono.

Dan masih banyak kerabat, bangsawan, serta pejabat kerajaan lainnya dari Kesultanan Mataram yang dimakamkan di Imogiri hingga sekarang.

Upacara dan Ritual di Makam Imogiri

Makam Imogiri tidak hanya berfungsi sebagai situs bersejarah, tapi juga tempat pelaksanaan upacara dan ritual keagamaan. Beberapa tradisi yang masih dilestarikan hingga kini antara lain:

  • Upacara Labuhan. Dilakukan setiap 1 Suro (Tahun Baru Islam) dengan melarung sesaji ke laut selatan. Dipercaya dapat menolak bala dan mendoakan leluhur.
  • Ziarah Kubur. Dilakukan peziarah dari berbagai daerah, terutama saat Ramadhan dan Hari Besar Islam. Mendoakan arwah leluhur dan mempererat tali silaturahmi.
  • Pengajian. Dilaksanakan secara rutin, biasanya mingguan atau bulanan. Kegiatan keagamaan ini diikuti warga sekitar.
  • Kirab Pusaka. Tradisi mengeluarkan pusaka Mataram saat peringatan hari besar kesultanan. Dilakukan di keraton Yogyakarta dan Surakarta.
  • Tahlilan. Selain keluarga kerajaan, masyarakat umum juga sering mengadakan tahlilan di makam kerabatnya yang ada di Imogiri.

Upacara dan ritual ini melibatkan keraton, warga sekitar, dan peziarah dari berbagai daerah. Kegiatan-kegiatan ini menjaga kehidupan spiritual Makam Imogiri sekaligus mempererat hubungan antar komunitas.

Status dan Perlindungan

Kompleks Makam Imogiri telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.069/M/1995.

Dengan status tersebut, maka Makam Imogiri dilindungi oleh Undang-Undang Cagar Budaya. Setiap perubahan fisik atau aktivitas di dalamnya harus seizin pihak berwenang.

Pengelolaan Makam Imogiri berada di bawah Perkuburan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan dibantu petugas dari BPCB DIY. Mereka bertanggung jawab atas pemeliharaan, perawatan, dan pengawasan makam.

Perlindungan secara adat juga diberlakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Mereka diajak turut menjaga kelestarian situs sejarah ini melalui himbauan dan sosialisasi.

Karena nilai pentingnya, UNESCO telah menetapkan Makam Imogiri sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2021. Pengakuan ini semakin meneguhkan upaya perlindungan dan pelestarian makam kerajaan Mataram yang sarat nilai sejarah ini.

Akses Menuju Makam Imogiri

Makam Imogiri berlokasi sekitar 17 km di selatan Kota Yogyakarta. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan beragam moda transportasi:

  • Kendaraan pribadi (sewa mobil jogja atau motor), mengikuti rute Yogyakarta – Bantul – arah Imogiri.
  • Bus jurusan Imogiri dari terminal Giwangan maupun Condongcatur. Turun di pemberhentian Imogiri.
  • Kereta api jurusan Yogyakarta – Solo. Turun di Stasiun Wates, lalu lanjut naik bus/ojek ke Imogiri.
  • Jasa transportasi wisata (travel, bus pariwisata, atau sewa mobil) yang menyediakan paket perjalanan ke Makam Imogiri.

Akses menuju lokasi cukup mudah karena jalan raya telah dilebarkan dan diperbaiki kondisinya. Rute sudah dilengkapi rambu petunjuk arah. Kendaraan bisa masuk hingga parkir di pintu makam.

Jam Operasional dan Tiket Masuk

Makam Imogiri buka setiap hari dari pukul 08.00-17.00 WIB. Pengunjung tidak dipungut biaya tiket masuk. Namun, ada biaya parkir kendaraan yang terjangkau.

Di luar jam operasional, Makam Imogiri ditutup dan dijaga ketat oleh penjaga. Pengunjung dilarang memasuki area makam tanpa ijin petugas.

Bagi wisatawan yang menggunakan rental mobil jogja dan ingin bermalam di dekat Makam Imogiri, tersedia penginapan berupa losmen dan homestay milik warga setempat. Harganya pun cukup terjangkau.

Demikian informasi lengkap tentang Makam Imogiri Bantul yang kaya nilai sejarah. Dengan menjaga dan merawatnya, semoga situs bersejarah ini dapat terlestarikan untuk generasi mendatang.

Konsultasi Layanan

Nama Lengkap *
No. Whatsapp *